Ulasan Novel 'Aroma Karsa' Karya Dee Lestari


Judul Novel         : Aroma Karsa

Pengarang           : Dee Lestari

Penerbit               : Bentang Pustaka

Tahun terbit         : 2018

Jumlah Halaman  : xiv + 710 halaman

______________________________________________________________________________

Sinopsis :

Dari sebuah lontar kuno, Raras Prayagung mengetahui bahwa Puspa Karsa yang dikenalnya sebagai dongeng, ternyata tanaman sungguhan yang tersembunyi d tempat rahasia.

Obsesi Raras memburu Puspa Karsa, bunga sakti yang konon mampu mengendalikan kehendak dan cuma bisa diidentifikasi melalui aroma, mempertemukannya dengan Jati Wesi.

Jati memiliki penciuman luar biasa. Di TPA Bantar Gerbang, tempatnya tumbuh besar, ia dijuluki si Hidung Tikus. Dari berbagai pekerjaan yang dilakoninya untuk bertahan hidup, satu yang paling Jati banggakan, yakni meracik parfum.

Kemampuan Jati memikat Raras. Bukan hanya memperkerjakan Jati di perusahaannya, Raras ikut mengundang Jati masuk ke dalam kehidupan pribadinya. Bertemulah Jati dengan Tanaya Suma, anak tunggal Raras, yang memiliki kemampuan yang sama dengannya.

Semakin jauh Jati terlibat dengan keluarga Prayagung dan Puspa Karsa, semakin banyak misteri yang ia temukan, tentang dirinya dan masa lalu yang tak pernah ia tahu.
_________________________________________________________________________________

Dee Lestari memang tidak pernah berhenti membuat penggemarnya kagum. Novel yang ke-11 ini menjadi novel awal tahun yang menarik untuk dibaca. Sedikit bercerita, saya adalah penggemar baru novel-novel karya Dee Lestari. Bulan Januari 2018 lalu, saya telah menamatkan ke-6 serial Supernova dan saya sangat jatuh cinta pada cerita yang disuguhkan. “Kok ada penulis yang jenius banget ya.. membaca novel ini serasa membaca buku non-fiksi” begitu pikir saya, oleh karena kekaguman saya itu, saya memutuskan mengikuti akun instagram Dee Lestari. Perasaan tidak sabar menyeruak ketika saya mengetahui bahwa mamak suri (panggilan yang diberikan penggemar kepada Dee Lestari) akan menerbitkan sebuah novel yang berjudul Aroma Karsa.

Sesuai dengan namanya, Aroma Karsa adalah sebuah novel yang membahasa tentang aroma. Dikisahkan seorang wanita bernama Raras Prayagung, pemilik perusahaan kecantikan terbesar se tanah air, sangat ingin menemukan sebuah tanaman yang ia dengar dari dongeng yang sering diceritakan Janirah, eyang putri nya. Tanaman tersebut bernama Puspa Karsa, yang konon memiliki kekuatan sakti untuk mengendalikan kehendak seseorang yang memilikinya. Tanaman Puspa Karsa ini hanya dapat ditemukan melalui indra penciuman yang sangat kuat. Satu-satunya orang yang memiliki kemampuan tersebut adalah Jati Wesi dan Tanaya Suma.

Jati Wesi adalah anak yatim piatu yang besar di TPA Bantar Gerbang. Indra penciumannya yang kuat membuat Jati kerap dijuluki ‘si hidung tikus’. Suatu kejadian membuat Raras Prayagung tertarik untuk merekrut Jati menjadi karyawan di perusahaannya, dan membawa jati untuk tinggal di rumahnya. Masuknya Jati kedalam kehidupan keluarga Prayagung membuatnya mengenal Tanaya Suma, anak tunggal Raras yang memiliki kemampuan yang sama dengan Jati. Kemampuan mereka sama, namun Suma merasa kemampuannya adalah sebuah penyakit, karena setiap ia mencoba membau hal-hal yang baru, ia selalu mual dan muntah, oleh karena itu ia meminum beberapa obat untuk meredakan penciumannya. Berbeda dengan Jati yang menikmati indranya tersebut.

Awalnya Suma sangat membenci Jati. Bukan karena kemampuan yang sama, namun karena Suma merasa ibunya telah meninggalkan Suma. Pencarian Puspa Karsa telah menjadi impiannya sejak kecil, namun hal itu tiba-tiba direbut oleh Jati. Namun, hari demi hari Suma mulai berpikir bahwa hal-hal yang ia pikirkan tentang Jati selama ini salah. Jati telah melakukan banyak hal untuk membuktikan kepada Suma bahwa ia salah, selain itu Jati juga membuat Suma perlahan-lahan terbebas dari penyakitnya dan mulai memahami kemampuannya. Dari proses tersebut, terbit bibit-bibit cinta diantara mereka berdua. Mereka menjadi satu pasangan yang melengkapi satu sama lain.

Disisi lain, Raras ingin memulai ekspedisi pencarian tanaman sakti itu, karena menurutnya ia sudah memiliki cukup bukti, yaitu dari lontar milik eyang nya dan prasasti yang ditemukan sebagai peninggalan Majapahit yang membahas tanaman Puspa Karsa. Saat Raras memulai ekspedisi Puspa Karsa, ia membujuk Jati agar ikut, namun Jati menolak. Setelah dirayu, ia bersedia ikut dengan syarat Suma harus ikut. Akhirnya selain Jati, Suma juga mengikuti ekspedisi yang telah ia dambakan dari kecil. Selain dua sejoli itu, terdapat beberapa ahli yang mendampingi ekspedisi yang dilakukan di Gunung Lawu tersebut.

Perjalanan di Gunung Lawu membuat Jati mengetahui identitasnya yang sebenarnya, begitupun Suma. Masa lalu yang akhirnya terungkap. Siapakah sebenarnya Jati? Apakah sebenarnya Puspa Karsa itu? Semuanya akan terjawab di bab 45-61. Di bab itulah cerita panas-panasnya terjadi, akan ada rasa ingin tahu, namun tidak ingin bukunya cepat selesai. Percayalah semua orang juga merasa begitu.

Novel ini merupakan novel unik karena mengangkat tentang hal yang jarang diperhatikan, yaitu indra penciuman. Selain itu, hal menarik lainnya adalah adanya muatan sejarah, yaitu sejarah Kerajaan Majapahit yang tentunya dipadukan dengan muatan fiksi. Hampir saja saya tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang fiksi, penggabungan dua muatan dijahit secara halus membuat cerita ini terasa seperti sejarah yang sesungguhnya. Selain itu, kisah romansa yang disuguhkan juga tidak berlebihan, namun cukup membuat terbawa perasaan jika kita membaca sambil membayangkannya.

Membaca novel ini tidaklah rugi, selain terhibur dengan cerita fantasi yang sangat menari, kita juga bisa belajar beberapa hal, seperti tempat pembuatan parfum yang terkenal adalah di Grasse, Prancis.

Walaupun tebal novel mengalahkan buku pelajaran saya, namun isi cerita tidak membuat saya menghiraukan ketebalan novel ini, isi cerita yang terus membuat pembacanya penasaran pada keterkaitan antar tokoh dan dibalut dengan gaya bahasa mamak suri yang khas. Deskripsinya sangat detil, saya merasa seolah saya bisa mencium aroma-aroma yang dicium oleh Jati. Tidak rugi hasil riset yang sudah dilakukan Dee Lestari selama dua tahun, terbayarkan dengan novel yang super epik ini.

Banyaknya tokoh yang ada di novel seperti Arya, Ningsih, dan Janirah tidak mengaburkan tokoh sentralnya, yaitu Jati Wesi. Karakter utama lain seperti Raras dan Suma juga mengambil peran penting di dalam cerita.

Bukan Dee Lestari namanya jika novelnya tidak bikin geregetan. Lagi-lagi Dee Lestari membuat pembaca lebih penasaran lagi diakhir cerita. Ya, mamak suri kita yang satu ini memutuskan untuk mengakhiri ceritanya dengan satu bab yang menurut saya sangat amat menggantung. Satu bab sebelum bab terakhir, yaitu bab enam puluh adalah bab dimana kita bisa tidur dengan tenang, dan berpikir, “akhirnya..”. Tapi pada bab ke-61, Dee Lestari seperti membuka pintu untuk cerita baru yang membuat kita terhanyut sehingga tidak sadar bahwa itu adalah bab terakhirnya.

Untuk yang penasaran, “Apakah dengan akhir yang seperti itu, ada kemungkinan Dee Lestari membuat lanjutannya dan menjadikan Aroma Karsa sebagai novel serial seperti Supernova?”. Nah, pada Gathering Aroma Karsa di Surabaya, hal tersebut sempat disinggung oleh seorang penanya yang penasaran apakah mungkin ada lanjutan dari Aroma Karsa. Namun dengan tegas mamak suri berkata bahwa sepertiga bagian dirinya menginginkan lanjutan itu, namun bagian lain yang lebih besar berkata bahwa itu adalah akhir yang tepat dari cerita ini. Nah, anda semua bisa menyimpulkan kan, apakah ada kelanjutan dari novel super nggantung ini atau tidak?

Oh iya, untuk yang penasaran dengan novel ini, para pembaca sekalian bisa datang ke toko buku seperti Gramedia. Waktu saya beli novel ini harganya Rp 125.000,- sedikit lebih mahal karena novel baru dan tebal. Tapi kalian tidak akan rugi mengeluarkan kocek segitu karena novel ini benar-benar layak.


Komentar

  1. Bikin penasaran nih... Jadi pingin baca bukunya.. Next ulas novel bergenre horor yaa.. Semangaaattt ✊��

    BalasHapus
  2. jadi pingin beli...

    BalasHapus
  3. As claimed by Stanford Medical, It's indeed the one and ONLY reason this country's women get to live 10 years more and weigh on average 42 lbs lighter than us.

    (And by the way, it has absoloutely NOTHING to do with genetics or some hard exercise and EVERYTHING to around "how" they eat.)

    BTW, What I said is "HOW", not "what"...

    Click this link to discover if this little test can help you find out your real weight loss potential

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Novel ‘Tentang Kamu’ karya Tere Liye

Ulasan Novel 'R' karya Wulanfadi